10 Juli 2012

Sate Petir Pak Nano

Akhirnya setelah 3 minggu mencla mencle sana sini, akhirnya saya bisa mampir ke warung sate kambing favorit bagi pecinta kuliner pedas. Kali ini saya datang tidak hanya berdua pacar, ada 2 orang teman yang belum pernah merasakan sadisnya sate ini dan bernyali untuk mencobanya. Well, kuliner Sate Petir Pak Nano memang terdengar horror. Kenapa ? Karena ciri khas dari makanan ini adalah rasa pedas yang gak putus-putus dan nyamber lidah kita.

Keunikan dari warung sate ini adalah level kepedasan yang disimbolkan dengan jenjang pendidikan--karena kota pelajar kali ya. Level paling rendah disini adalah playgroup, karena lombok ne setunggal. Gak jarang Pak Nano suka ngeledekin orang-orang yang mesen level terendah ini loh, sambil becandaan pastinya. Level tertinggi adalah profesor. Saya kurang mengetahui jumlah cabe yang digunakan untuk level ini, yang jelas semakin tinggi level akan semakin banyak porsi cabe dan ladanya. Tapi buat anda yang lidahnya bener-bener kebal terhadap rasa pedas, bisa minta porsi cabe gila-gilaan ke Pak Nano nya. Nah kabarnya nih, rekor cabe di warung sate petir ini dipegang oleh Deddy Corbuzier dengan 100 cabe di nasi goreng kambing. Itu mah makan cabe terus lauknya daging kambing sama nasi.

Untuk makan di warung sate ini harus rebutan terlebih pada jam makan siang. Warungnya memang dibuka dari jam 1 siang sampai habis (biasanya sebelum magrib udah ludes). Nah makanya banyak pelanggan yang melakukan order by phone terlebih dahulu sebagai antisipasi. Belum lagi letaknya yang jauh banget yaitu di Ringroad Selatan, Desa Tirtonirmolo, Kasihan Bantul. Ancer-ancernya, lampu merah Jalan Magelang terus aja ke arah Jalan Wates. Setelah ngelewatin 2 lampu merah, ambil jalan ke kiri (di lampu merah ke arah Jalan Wates) menuju kampus UMY. Terus aja sampai ketemu lampu merah lagi, masih lurus. Nah karena ring road selatan lagi di aspal, anda akan menempuh rute yang sedikit agak jauh. Jadi anda lurus terus sampai ketemu lampu merah yang ada pos polisinya, anda putar arah disitu dan kembali ke arah UMY. Warungnya ada di sebelah kiri anda.--Pasti pada bingung.

Penampakan Warung Sate Petir Pak Nano


Saya yang notabene orang sumatera, sangat mencintai makanan pedas, maka saya memesan sate petir--daging kambing loh--yang pedas. Kalau tidak salah jumlah cabe untuk porsi pedas--entah level berapa--adalah 15 cabe. Daging kambing untuk satenya bisa di-request, ingin matang atau hanya setengah matang. Dagingnya empuk dan tidak ada aroma kambingnya. So, gak usah khawatir deh. Yang paling juara dari sate petir ini adalah kuah kecap untuk satenya. Beberapa pelanggan--termasuk saya--yang menikmati sate ini menganggap ini adalah kuah sate yang luar biasa dan berbeda dari kuah kecap di warung sate kambing lain. Penyajiannya, 5 tusuk sate kambing, irisan bawang merah, tomat dan kol yang disiram dengan kuah kecap yang telah dicampur dengan irisan cabe rawit merah, cuka dan super banyak lada hitam. MANTAP !


Makanan lain yang dipesan adalah tongseng campur. Pelanggan bisa memilih bagian kambing apa yang ingin disantap--agak horror loh bahasanya. Ada kepala, kikil, daging, balungan atau tulang hingga otak. Berhubung si balungan sebagai tongseng andalan disini habis, dengan sedikit perasaan kecewa pacar pun memesan tongseng campur yang berisi daging kambing dan daging dari kepala kambing. Lagi-lagi yang dipesan adalah pedas. Sedikit gambaran tentang tongseng campur ini, pertama dari kontennya. Daging dan bagian dari kambing lainnya juga tidak berasa amis ataupun bertekstur alot. Di dalam tongseng ini juga ada kol dan tomat yang diiris kasar. Nah kuah tongsengnya, anda akan speechless beberapa saat karena rasanya yang enak banget. Gurih, sedikit pedas/pedas/super pedas dan manis bercampur jadi satu. Mmm nomnomnom~


Seperti yang saya katakan di atas, ada yang namanya tongseng balungan. Saya pribadi merekomendasikan tongseng balungan ini. Bayangkan saja, sambil menikmati kuah tongseng yang segar anda juga bisa menyeruput isi balungan/tulang yang super lembut. Sedikit penampakan balungannya--maaf burem banget.


Menu lain yang gak banyak orang ketahui adalah nasi goreng. Saya pun tergolong baru mengetahui tentang menu ini dan langsung ketagihan. Rasanya sama seperti tongseng karena memang dalam proses pembuatannya, nasi akan disiram kuah tongseng lalu diberi potongan daging kambing. Kembali saya memesan nasi goreng yang pedas.


Nah ini dia biang 'petir' di lidah kita, Pak Nano. Liat deh cabenya sebanyak apa.


Bagi anda yang pertama kali makan disini sebaiknya bertanya dahulu sebelum memesan. Tidak jarang Pak Nano iseng meng-OSPEK pelanggan baru, ujung-ujungnya badai pedas di mulut. Jangan kaget ataupun merasa risih ya jika selama menikmati makanan Pak Nano terus menantang anda untuk menambah porsi cabe--"Masih kurang pedes ?"
List harganya :
Sate          : Rp 15000
Tongseng  : Rp 25000
Teh/jeruk  : Rp   2000

Bon Appetit~ HUH HAH

2 comments:

Look Jogja mengatakan...

Wah patut untuk dicoba nih. Thanks infonya kakak. :)

Look Jogja mengatakan...

Wah patut untuk dicoba nih. Thanks infonya kakak. :)

Posting Komentar

 

Blog Template by BloggerCandy.com