15 November 2012

Sambal Kwini

Saya adalah satu dari sekian banyak orang yang kalap ngeliat sambal. Kebiasaan yang sudah mendarah daging adalah makan satu sendok, sambalnya dua sendok. I wreaaaalllyyy love spicy taste.

Nah kebetulan beberapa bulan yang lalu dalam rangka mudik lebaran, pulanglah si anak kos ini ke kampung halaman, Pekanbaru. Sesampainya di rumah, ibu dan kedua adik saya sedang menyiapkan makanan untuk berbuka puasa. Sambil planga plongo di dapur, mata saya tertuju pada salah satu cawan berisi sambal kesukaan saya yaitu Sambal Kwini.

Sesuai dengan namanya, sambal ini terdiri atas cabe merah keriting--terkadang saya minta ditambahkan cabe rawit karena cabe merah keriting spicyless-- yang diuleg bersama dengan daging buah kwini yang 3/4 mateng dan bumbu-bumbu seperti garam serta sedikit terasi.

Rasanya tidak bisa disamakan dengan sambal mangga, karena mangga sama kwini ya beda laaaa rasanya mbak mas. Untuk sambal mangga biasanya menggunakan daging buah mangga yang masih mentah, kalo sambal kwini semakin baik jika menggunakan kwini yang manis. Kebayang dong rasanya gimana..manisnya kwini, pedes cabe, gurih juga.

Biasanya sambal kwini ini paling cocok dimakan dengan udang yang dibakar cuma pake mentega. 
Sayangnya ini gak ada di Jogja.....


15 Juli 2012

Ceker Setan

Hayoo siapa yang doyan makan ceker ayam ? Bagi beberapa orang, rupa si ceker ini sedikit mengerikan dan terkesan--maaf--jorok. Tapi bagi anda yang menggemari ceker ayam, beruntung banget! Konon ceker ayam ini mengandung nutrisi yang sama dengan sirip ikan hiu. Selain itu, yang paling penting nih, mencegah penuaan dini. Well awet muda deh. Tapi--menurut saya nih--akan semakin baik jika ceker ayam yang dikonsumsi merupakan ayam kampung, karena minim kandungan zat kimia dari suntikan.

Kebetulan kemarin siang saya makan ceker pedes, namanya Ceker Setan di jalan Anggajaya Condong Catur. Menu yang disajikan di tempat makan ini tergolong variatif. Tapi yang menjadi andalannya memang ceker setan. Ceker setan merupakan ceker ayam yang diberi bumbu pedas. Ada dua variasi masakan ceker ini, ceker goreng dan ceker santan.

Ceker "setan" ayam yang sebelumnya telah dibumbui lalu digoreng. Setelah itu dituang bumbu pedas yang terdiri dari cabe rawit merah, bawang merah dan bawang putih. Seperti sambal bawang, tetapi tidak terlalu strong.


Ceker "setan" ayam santan. Lebih lunak dari ceker ayam yang digoreng. Kuah santannya encer dan menurut saya sih rasanya hampir sama dengan kuah lontong sayur versi pedas. Dimakan pake ketupat enak juga kali yah.


Seporsi ceker ayam dihargai 5000. Kalo seporsi sirip ikan hiu berapa ya ?
13 Juli 2012

Cafe Ikan Bakar RASA SAYANGE

Bermula dari keluarnya mandat dari si papa untuk mengurangi konsumsi daging, saya pun sibuk mencari kira-kira kuliner ikan apa yang bersahabat dengan lidah. Saya pun teringat pada sebuah tempat makan yang sudah cukup lama tidak saya datangi. Bersama dengan partner se-per-makan-an, kembali saya mendatangi tempat tersebut. Namanya Cafe Ikan Bakar RASA SAYANGE Khas Indonesia Timur. First impress mendengar namanya, pikiran saya langsung mengarah ke wajah orang-orang timur, mulai dari yang masak sampai pengunjungnya. Tapi ternyata pengunjung ataupun yang masak ya bervariasi.

Dulunya cafe ikan bakar ini hanya berupa ruangan kecil, jadi jika ingin makan disana harus menerapkan sistem "siapa cepat, dia yang dapat". Nah mungkin karena inilah pada akhirnya owner cafe ikan bakar ini menambah satu ruangan lagi plus buka sampai jam 9 malam--dulu cuma sampai sore. 




Well dengan tidak sabar karena perut yang keroncongan, kami pun memesan ikan kembung dan kerapu bakar. Ada dua jenis ikan bakar disini, dibakar biasa--hanya diberi garam dan bawang putih--dan ikan bakar rica-rica. Variasi ikannya antara lain kerapu, kembung dan cakalang.

Pesanan pertama kami, kembung bakar biasa dan kerapu bakar biasa. Daging ikannya terasa 'manis' karena bener-bener fresh. Rasanya plain karena hanya diolesi air garam dan bawang putih *tapi enak*.




Ikan bakar ini disajikan bersama dengan sambal colo-colo, yaitu campuran dari irisan tomat hijau, bawang merah dan cabe rawit yang diberi sedikit garam dan air. Kebayang dong asem segernya. Bikin melek pokoknya.


Pengiring lainnya adalah oseng daun pepaya dan tumis kangkung




Orang Indonesia timur kebanyakan tidak menjadikan nasi sebagai bahan makanan pokok, sehingga karbohidrat mereka lebih bervariasi. Begitu juga di tempat makan ini, yang disajikan tidak hanya nasi, tapi ada kasbi (singkong rebus), pisang rebus, talas rebus dan papeda sebagai pengiring lauk. Well yang ngebuat kami penasaran dari zaman kuda sampai sekarang adalah papeda, jadi kami memesan papeda seporsi. Papeda merupakan tepung sagu yang dicampur dengan air, diaduk-aduk hingga menggumpal seperti lem--di mata saya. Rasanya ya gak ada, namanya juga tepung loh. Porsinya gede banget~




Papeda ini disantap bersama dengan ikan kuah kuning--ikan tongkol. Ini cucok nek. Ketika ikan kuah kuning dipasangkan dengan nasi, kuah ikan kuning yang tadinya asem-asem segar menjadi sedikit pahit. Berbeda jika dipasangkan dengan papeda. Asumsi kami adalah rasa manis dari nasi, berpadu dengan asam ikan kuah kuning-lah yang memunculkan rasa pahit, sementara papeda yang super plain memberikan rasa netral *gaya banget*. Nah biar seru, makannya langsung pake tangan ya, jangan pake sendok.


Ikan kuah kuning + papeda



Untuk harga, seporsi ikan bakar + nasi putih + sambal colo-colo + sayuran + teh/jeruk = Rp 20000
Untuk papeda dan ikan kuah kuning saya lupa dihargai berapa.

Siapa bilang ikan gak enak ? Ayo makan ikan !


 

Blog Template by BloggerCandy.com